Metode Simpleks
4.1 METODE
SIMPLEKS
Metode grafik tidak
dapat menyelesaikan persoalan linear program yang memilki variabel keputusan
yang cukup besar atau lebih dari dua, maka untuk menyelesaikannya digunakan
Metode Simpleks. Metode simpleks merupakan salah satu teknik penentuan solusi
optimal yang digunakan dalam pemograman linear. Penentuan solusi optimal
didasarkan pada teknik eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal
dilakukan dengan memeriksa titik ekstrim (ingat solusi grafik) satu per satu
dengan cara perhitungan iteratif. Sehingga penentuan solusi optimal dengan
simpleks dilakukan dengan tahap demi tahap yang disebut iterasi.
4.2 PENGERTIAN
ISTILAH DALAM METODE SIMPLEKS
Beberapa Istilah yang
digunakan dalam metode simpleks menurut hotniar (2005: 56-57), penjelasannya
diantaranya sebagai berikut.
1. Iterasi, seperti yang disebutkan sebelumnya adalah tahapan perhitungan
dimana nilai dalam perhitungan itu tergantung dari nilai tabel sebelumnya.
2. Variabel non basis, adalah variabel yang nilainya diatur menjadi
nol pada sembarang iterasi. Dalam terminologi umum, jumlah variabel non basis
selalu sama dengan derajat bebas dalam sistem persamaan.
3. Variabel basis, merupakan variabel yang nilainya bukan nol
pada sembarang iterasi. Pada solusi awal, variabel basis merupakan variabel
slack (jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan <) atau
variabel buatan (jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan > atau
=). Secara umum, jumlah variabel batas selalu sama dengan jumlah fungsi
pembatas (tanpa fungsi non negatif)
4. Solusi atau Nilai Kanan (NK), merupakan nilai
sumber daya pembatas yang masih tersedia. Pada solusi awal, nilai kanan atau
solusi sama dengan jumlah sumber daya pembatas awal yang ada, karena aktivitas
belum dilaksanakan.
5. Variabel Slack, adalah variabel yang ditambahkan ke model
matematik kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan < menjadi
persamaan (=). Penambahan variabel ini terjadi pada tahap inisialisasi. Pada
solusi awal, variabel slack akan berfungsi sebagai variabel basis.
6. Variabel Surplus, adalah variabel yang dikurangkan dari model
matematik kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan > menjadi
persamaan (=). Penambahan variabel ini terjadi pada tahap inisialisasi. Pada
solusi awal, variabel surplus tidak dapat berfungsi sebagai variabel bebas.
7. Variabel Buatan, adalah variabel yang ditambahkan ke model
matematik kendala dengan bentuk >atau = untuk difungsikan
sebagai variabel basis awal. Penambahan variabel ini terjadi pada tahap
inisialisasi. Variabel ini harus bernilai 0 pada solusi optimal, karena
kenyataannya variabel ini tidak ada. Variabel ini hanya ada di atas kertas.
8. Kolom Pivot (Kolom Kerja), adalah kolom yang memuat
variabel masuk. Koefisien pada kolom ini akan menjadi pembagi nilai kanan untuk
menentukan baris pivot (baris kerja).
9. Baris Pivot (Baris Kerja), adalah salah satu baris dari antara
variabel baris yang memuat variabel keluar.
10. Elemen Pivot (Elemen Kerja), adalah elemen yang terletak pada
perpotongan kolom dan baris pivot. Elemen pivot akan menjadi dasar perhitungan
untuk tabel simpleks berikutnya.
11. Variabel Masuk, adalah variabel yang terpilih untuk menjadi
variabel basis pada iterasi berikutnya. Variabel masuk dipilih satu dari antara
variabel non basis pada setiap iterasi. Variabel ini pada iterasi berikutnya
akan bernilai positif.
12. Variabel Keluar, variabel yang keluar dari variabel basis
pada iterasi berikutnya dan digantikan dengan variabel masuk. Variabel keluar
dipilih satu dari antara variabel basis pada setiap iterasi dan bernilai 0.
4.3 Langkah Penyelesaian Metode Simpleks, Beberapa
ketentuan yang perlu diperhatikan, menurut Abdullah (2009:12) antara lain:
·
Nilai kanan (NK / RHS)
fungsi tujuan harus nol (0).
·
Nilai kanan (RHS)
fungsi kendala harus positif. Apabila negatif, nilai tersebut harus dikalikan
–1.
·
Fungsi kendala dengan
tanda “≤” harus diubah ke bentuk “=” dengan menambahkan variabel slack/surplus.
Variabel slack/surplus disebut juga variabel dasar.
·
Fungsi kendala dengan
tanda “≥” diubah ke bentuk “≤” dengan cara mengalikan dengan –1, lalu diubah ke
bentuk persamaan dengan ditambahkan variabel slack. Kemudian karena
RHS-nya negatif, dikalikan lagi dengan –1 dan ditambah artificial
variabel/variabel buatan (M).
·
Fungsi kendala dengan
tanda “=” harus ditambah artificial variabel (M).
4.4 PEMBUATAN
TABEL SIMPLEKS
Contoh 4.a, contoh
kasus ini diambil dari Abdullah (2009:12):
Z = 3X1 +
5X2
Kendala:
1) 2X1 ≤
8
2) 3X2 ≤
15
3) 6X1 +
5X2 ≤ 30
Langkah-langkah:
Mengubah fungsi tujuan
dan fungsi kendala (lihat beberapa ketentuan yang harus diperhatikan)
Fungsi tujuan:
Maksimumkan Z = 3X1 + 5X2 è
Z – 3X1 – 5X2 = 0
Fungsi
kendala: 1) 2X1 ≤ 8 => 2X1 +
X3 = 8
2) 3X2 ≤
15 => 3X2 + X4 = 15
3) 6X1 +
5X2 ≤ 30 => 6X1 + 5X2 + X5 =
30
(X3, X4 dan
X5 adalah variabel slack)
Menyusun
persamaan-persamaan ke dalam tabel:
Var.Dasar
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
-3
|
-5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
8
|
|
X4
|
0
|
0
|
3
|
0
|
1
|
0
|
15
|
|
X5
|
0
|
6
|
5
|
0
|
0
|
1
|
30
|
Memilih KOLOM
KUNCI
Kolom kunci adalah
kolom yang mempunyai nilai pada baris Z yang bernilai negatif dengan angka
terbesar.
Var.Dasar
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
-3
|
-5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
8
|
|
X4
|
0
|
0
|
3
|
0
|
1
|
0
|
15
|
|
X5
|
0
|
6
|
5
|
0
|
0
|
1
|
30
|
Memilih BARIS
KUNCI
Baris kunci adalah
baris yang mempunyai indeks terkecil
Var.Dasar
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
-3
|
-5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
8
|
|
X4
|
0
|
0
|
3
|
0
|
1
|
0
|
15
|
5
|
X5
|
0
|
6
|
5
|
0
|
0
|
1
|
30
|
6
|
Angka Kunci
(-5)
Mengubah
nilai-nilai baris kunci => dengan cara membaginya dengan
angka kunci
sehingga tabel menjadi
seperti berikut:
Var.Dasar
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
-3
|
-5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
8
|
|
X2
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1/3
|
0
|
5
|
5
|
X5
|
0
|
6
|
5
|
0
|
0
|
1
|
30
|
6
|
Mengubah nilai-nilai
selain baris kunci sehingga nilai-nilai kolom kunci (selain baris kunci)=0
Baris Baru = Baris
Lama – (Koefisien Angka Kolom Kunci Nilai Baris Baru Kunci)
Baris Z
Baris lama
[-3
-5
0
0
0 0 ]
NBBK -5
[ 0
1
0
1/3 0
5 ]
Baris Baru
-3
0
0 5/3
0 25
Baris X3
Baris lama
[
2
0
1 0
0 8 ]
NBBK 0
[ 0
1
0
1/3 0
5 ]
Baris Baru
2 0
1
0
0 8
Baris X5
Baris lama
[
6
5
0 0
1 30 ]
NBBK 5
[ 0
1
0
1/3 0
5 ]
Baris Baru
6
0
0 -5/3
1 5
Masukkan nilai di atas
ke dalam tabel, sehingga tabel menjadi seperti berikut:
Var.Dasar
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
-3
|
0
|
0
|
5/3
|
0
|
25
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
8
|
|
X2
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1/3
|
0
|
5
|
5
|
X5
|
0
|
6
|
0
|
0
|
-5/3
|
1
|
5
|
6
|
Melanjutkan
perbaikan-perbaikan (langkah 3-6) sampai baris Z tidak ada nilai negatif
Var.Dasar
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
-3
|
0
|
0
|
5/3
|
0
|
25
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
8
|
4
|
X2
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1/3
|
0
|
5
|
|
X5
|
0
|
6
|
0
|
0
|
-5/3
|
1
|
5
|
5/6
|
Var.Dasar
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
|
Z
|
1
|
0
|
0
|
0
|
5/6
|
1/2
|
27 ½
|
Zmax
|
|
X3
|
0
|
0
|
0
|
1
|
5/9
|
-1/3
|
6 ⅓
|
4
|
|
X2
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1/3
|
0
|
5
|
|
|
X1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
-5/18
|
1/6
|
5/6
|
5/6
|
|
Diperoleh hasil: X1 =
5/6, X2 = 5, Zmax = 27 ½
4.1 METODE SIMPLEKS
Metode grafik tidak
dapat menyelesaikan persoalan linear program yang memilki variabel keputusan
yang cukup besar atau lebih dari dua, maka untuk menyelesaikannya digunakan
Metode Simpleks. Metode simpleks merupakan salah satu teknik penentuan solusi
optimal yang digunakan dalam pemograman linear. Penentuan solusi optimal
didasarkan pada teknik eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal
dilakukan dengan memeriksa titik ekstrim (ingat solusi grafik) satu per satu
dengan cara perhitungan iteratif. Sehingga penentuan solusi optimal dengan
simpleks dilakukan dengan tahap demi tahap yang disebut iterasi.
4.2 PENGERTIAN ISTILAH DALAM METODE SIMPLEKS
Beberapa Istilah yang
digunakan dalam metode simpleks menurut hotniar (2005: 56-57), penjelasannya
diantaranya sebagai berikut.
a. Iterasi, seperti yang disebutkan sebelumnya adalah tahapan perhitungan
dimana nilai dalam perhitungan itu tergantung dari nilai tabel sebelumnya.
b. Variabel non basis, adalah variabel yang nilainya diatur menjadi
nol pada sembarang iterasi. Dalam terminologi umum, jumlah variabel non basis
selalu sama dengan derajat bebas dalam sistem persamaan.
c. Variabel basis, merupakan variabel yang nilainya bukan nol
pada sembarang iterasi. Pada solusi awal, variabel basis merupakan variabel
slack (jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan <) atau
variabel buatan (jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan > atau
=). Secara umum, jumlah variabel batas selalu sama dengan jumlah fungsi
pembatas (tanpa fungsi non negatif)
d. Solusi atau Nilai Kanan (NK), merupakan nilai
sumber daya pembatas yang masih tersedia. Pada solusi awal, nilai kanan atau
solusi sama dengan jumlah sumber daya pembatas awal yang ada, karena aktivitas
belum dilaksanakan.
e. Variabel Slack, adalah variabel yang ditambahkan ke model
matematik kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan < menjadi
persamaan (=). Penambahan variabel ini terjadi pada tahap inisialisasi. Pada
solusi awal, variabel slack akan berfungsi sebagai variabel basis.
f. Variabel Surplus, adalah variabel yang dikurangkan dari model
matematik kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan > menjadi
persamaan (=). Penambahan variabel ini terjadi pada tahap inisialisasi. Pada
solusi awal, variabel surplus tidak dapat berfungsi sebagai variabel bebas.
g. Variabel Buatan, adalah variabel yang ditambahkan ke model
matematik kendala dengan bentuk > atau = untuk difungsikan
sebagai variabel basis awal. Penambahan variabel ini terjadi pada tahap
inisialisasi. Variabel ini harus bernilai 0 pada solusi optimal, karena
kenyataannya variabel ini tidak ada. Variabel ini hanya ada di atas kertas.
h. Kolom Pivot (Kolom Kerja), adalah kolom yang memuat
variabel masuk. Koefisien pada kolom ini akan menjadi pembagi nilai kanan untuk
menentukan baris pivot (baris kerja).
i. Baris Pivot (Baris Kerja), adalah salah satu baris dari antara
variabel baris yang memuat variabel keluar.
j. Elemen Pivot (Elemen Kerja), adalah elemen yang terletak pada
perpotongan kolom dan baris pivot. Elemen pivot akan menjadi dasar perhitungan
untuk tabel simpleks berikutnya.
k. Variabel Masuk, adalah variabel yang terpilih untuk menjadi
variabel basis pada iterasi berikutnya. Variabel masuk dipilih satu dari antara
variabel non basis pada setiap iterasi. Variabel ini pada iterasi berikutnya
akan bernilai positif.
l. Variabel Keluar, variabel yang keluar dari variabel basis
pada iterasi berikutnya dan digantikan dengan variabel masuk. Variabel keluar
dipilih satu dari antara variabel basis pada setiap iterasi dan bernilai 0.
4.3 Langkah Penyelesaian Metode Simpleks, Beberapa
ketentuan yang perlu diperhatikan, menurut Abdullah (2009:12) antara lain:
· Nilai kanan (NK / RHS) fungsi tujuan harus nol
(0).
· Nilai kanan (RHS) fungsi kendala harus
positif. Apabila negatif, nilai tersebut harus dikalikan –1.
· Fungsi kendala dengan tanda “≤” harus diubah
ke bentuk “=” dengan menambahkan variabel slack/surplus. Variabel slack/surplus
disebut juga variabel dasar.
· Fungsi kendala dengan tanda “≥” diubah ke
bentuk “≤” dengan cara mengalikan dengan –1, lalu diubah ke bentuk persamaan
dengan ditambahkan variabel slack. Kemudian karena RHS-nya negatif,
dikalikan lagi dengan –1 dan ditambahartificial variabel/variabel buatan
(M).
· Fungsi kendala dengan tanda “=” harus ditambah artificial
variabel (M).
4.4 PEMBUATAN TABEL SIMPLEKS
Contoh 4.a, contoh
kasus ini diambil dari Abdullah (2009:12):
Z = 3X1 +
5X2
Kendala:
1) 2X1 ≤
8
2) 3X2 ≤
15
3) 6X1 +
5X2 ≤ 30
Langkah-langkah:
Mengubah fungsi tujuan
dan fungsi kendala (lihat beberapa ketentuan yang harus diperhatikan)
Fungsi tujuan:
Maksimumkan Z = 3X1 + 5X2 è Z – 3X1 – 5X2 = 0
Fungsi
kendala: 1) 2X1 ≤ 8 => 2X1 +
X3 = 8
2) 3X2 ≤
15 => 3X2 + X4 = 15
3) 6X1 + 5X2 ≤ 30 => 6X1 +
5X2 + X5 = 30
(X3, X4 dan X5 adalah
variabel slack)
Menyusun
persamaan-persamaan ke dalam tabel:
Var.Dasar
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
-3
|
-5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
8
|
|
X4
|
0
|
0
|
3
|
0
|
1
|
0
|
15
|
|
X5
|
0
|
6
|
5
|
0
|
0
|
1
|
30
|
|
Memilih KOLOM KUNCI
Kolom kunci adalah kolom yang mempunyai nilai
pada baris Z yang bernilai negatif dengan angka terbesar.
Var.Dasar
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
-3
|
-5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
8
|
|
X4
|
0
|
0
|
3
|
0
|
1
|
0
|
15
|
|
X5
|
0
|
6
|
5
|
0
|
0
|
1
|
30
|
|
Memilih BARIS KUNCI
Baris kunci adalah baris yang mempunyai indeks terkecil
Var.Dasar
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
-3
|
-5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
8
|
|
X4
|
0
|
0
|
3
|
0
|
1
|
0
|
15
|
5
|
X5
|
0
|
6
|
5
|
0
|
0
|
1
|
30
|
6
|
Angka
Kunci
Koef. Angka Kolom Kunci
Mengubah nilai-nilai baris kunci =>
dengan cara membaginya dengan angka kunci
sehingga tabel menjadi seperti berikut:
Var.Dasar
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
-3
|
-5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
8
|
|
X2
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1/3
|
0
|
5
|
5
|
X5
|
0
|
6
|
5
|
0
|
0
|
1
|
30
|
6
|
Mengubah nilai-nilai selain baris kunci sehingga
nilai-nilai kolom kunci (selain baris kunci)=0
Baris Baru = Baris Lama – (Koefisien Angka
Kolom Kunci × Nilai Baris Baru
Kunci)
Baris Z
Baris
lama
[-3
-5
0
0
0 0 ]
NBBK -5
[ 0
1
0
1/3 0
5 ]
Baris
Baru
-3
0
0
5/3
0 25
Baris X3
Baris
lama
[ 2
0
1
0
0 8 ]
NBBK 0
[ 0
1
0
1/3 0
5 ]
Baris
Baru
2
0
1
0
0 8
Baris X5
Baris
lama
[ 6
5
0
0
1 30 ]
NBBK 5
[ 0
1
0
1/3 0
5 ]
Baris
Baru
6
0
0
-5/3 1
5
Masukkan nilai di atas ke dalam tabel,
sehingga tabel menjadi seperti berikut:
Var.Dasar
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
-3
|
0
|
0
|
5/3
|
0
|
25
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
8
|
|
X2
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1/3
|
0
|
5
|
5
|
X5
|
0
|
6
|
0
|
0
|
-5/3
|
1
|
5
|
6
|
Melanjutkan perbaikan-perbaikan (langkah 3-6)
sampai baris Z tidak ada nilai negatif
Var.Dasar
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
-3
|
0
|
0
|
5/3
|
0
|
25
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
8
|
4
|
X2
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1/3
|
0
|
5
|
|
X5
|
0
|
6
|
0
|
0
|
-5/3
|
1
|
5
|
5/6
|
Var.Dasar
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
|
Z
|
1
|
0
|
0
|
0
|
5/6
|
1/2
|
27 ½
|
|
çZmax
|
X3
|
0
|
0
|
0
|
1
|
5/9
|
-1/3
|
6 ⅓
|
4
|
|
X2
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1/3
|
0
|
5
|
|
|
X1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
-5/18
|
1/6
|
5/6
|
5/6
|
|
Diperoleh hasil: X1 = 5/6, X2 =
5, Zmax = 27 ½
Tidak ada komentar:
Posting Komentar