Senin, 09 Mei 2016

metode stepingstone and metode modi

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1.        Metode stepingstone
Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang metode steppingstone pertama-tama akan kita selesaikan suatu percobaan transportasi yang sangat sederhana. di dalam metode stephingstone kita harus menentukan opportunity cost dari sel kosong ,bagaimana suatu program awal dapat dikatakan optimal? untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus menentukan suatu langkah yang disebut opportunity cost. model transportasi melibatkan pengambilan keputusan dengan kepastian maka disadari bahwa suatu penyelesaian optimal tidak akan menimbulkan suatu biaya kesempatan positif .
Maka untuk menentukan apakah ada biaya kesempatan yang bernilai positif dalam suatu program setiap sel kosong harus diselidiki (sel yang tidak ikut dalam jalur pengangkutan) . jika semua sel kosong telah memiliki opportunity cost yang tidak positif, maka program telah optimal.Sebaliknya jika satu sel kosong saja memiliki “biaya kesempatan” yang positif, maka program  belum optimal hingga perlu diperbaiki. Metode ini dalam merubah alokasi produk untuk mendapatkan alokasi produksi yang optimal menggunakan cara trial and error atau coba – coba. Walaupun merubah alokasi dengan cara coba- coba, namun ada syarat yang harus diperhatikan yaitu dengan melihat pengurangan biaya per unit yang lebih besar dari pada penambahan biaya per unitnya. Untuk mempermudah penjelasan, berikut ini akan diberikan sebuah contoh. Suatu perusahaan mempunyai tiga pabrik di W, H, O.  Dengan  kapasitas produksi tiap bulan masing- masing 90 ton, 60 ton, dan 50 ton; dan mempunyai tiga gudang penjualan di A, B, C dengan kebutuhan tiap bulan masing- masing 50 ton, 110 ton, dan 40 ton.  Biaya pengangkutan setiap ton produk dari pabrik W, H, O ke gudang A, B, C adalah sebagai berikut:
DARI
BIAYA TIAP TON ( DALAM RIBUAN Rp.000 )
KE GUDANG A
KE GUDANG B
KE GUDANG C
Pabrik w
Pabrik h
Pabrik o
20
15
25
5
20
10
8
10
19
Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik – pabrik tersebut ke gudang – gudang penjualan dengan biaya pengangkutan terendah
Solusi:
1.1                  Penyusunan tabel alokasi
TABEL 2
DARI KE
KE GUDANG A
KE GUDANG B
KE GUDANG C
KAPASITAS PABRIK
PABRIK W
Xi               20
Xii              5
Xiii                 8
90
PABRIK H
X21            15
X22            20
X23                10
60
PABRIK O
X31            25
X32            10
X33                19
50
KEBUTUHAN GUDANG
50
110
40
220

Xij adalah banyaknya alokasi dari sumber (pabrik) i ke tujuan (gudang) j. Nilai Xij inilah yang akan kita cari.

1.2       Prosedur alokasi
Pedoman prosedur alokasi tahap pertama adalah pedoman sudut barat laut (North West Corner Rule) yaitu pengalokasian sejumlah maksimum produk mulai dari sudut kiri atas (X11) dengan melihat kapasitas pabrik dan kebutuhan gudang.




TABEL 3
Dari/Ke
Gudang A
Gudang B
Gudang C
Kapasitas Pabrik
Pabrik W
20
5
90
8
90
Pabrik H
15
50
20
10
10
60
Pabrik O
25
10
10
19
40
50
Kebutuhan Gudang
50
110
40
200

Biaya Pengangkutan untuk alokasi tahap pertama sebesar =
50 (20) + 40 (5) + 60 (20) + 10 (10) + 40 (19) = 3260.
1.3       Merubah alokasi secara trial and error
Perubahan bisa dari kotak terdekat atau bisa juga pada kotak yang tidak berdekatan dengan melihat pengurangan biaya per unit yang lebih besar dari pada penambahan biaya per unit. Misalnya akan dicoba perubahan dari kotak WA ke kotak HA artinya 50 ton kebutuhan gudang A akan dikirim dari pabrik H dan buikan dari pabrik W. Perubahan alokasi produk dari dua kotak tersebut akan mengakibatkan berubahnya alokasi produk kotak lainnya yang terkait (kotak HB dan kotak WB). Untuk itu sebelum dilakukan perubahan perlu dilihat penambahan dan pengurangan biaya transportasi per unitnya sebagai berikut:
Penambahan biaya: dari H ke A = 15             Pengurangan biaya :dari W ke A=20
dari W ke B =                                             dari H ke B =
Karena pengurangan biaya per unit lebih besar dari penambahan biaya maka perubahan dapat dilakukan.
TABEL 4
Dari/Ke
Gudang A
Gudang B
Gudang C
Kapasitas Pabrik
Pabrik W
20
5
50
8
40
90
Pabrik H
15
50
20
10
10
60
Pabrik O
25
10
50
19
50
Kebutuhan Gudang
50
110
40
200

Biaya Pengangkutan untuk alokasi tahap pertama sebesar =
90 (5) + 50 (15) + 10 (20) + 10 (10) + 40 (19) = 2260.

Penambahan biaya: dari W ke C =  8           Pengurangan biaya : dari W ke B =   5
dari O ke B =  10 +8 = 18                                            dari  O ke C = 19+5 = 24
TABEL 5
Dari/Ke
Gudang A
Gudang B
Gudang C
Kapasitas Pabrik





Pabrik W
20
5
50
8
40
90
Pabrik H
15
50
20
10
10
60
Pabrik O
25
10
50
19
50
Kebutuhan Gudang
50
110
40
200

Biaya Pengangkutan untuk perbaikan kedua sebesar =
50 (5) + 40 (80) + 50 (15) + 10 (20) + 50 (10) = 2020.

Penambahan biaya: dari W ke B =  5            Pengurangan biaya : dari H ke B = 20
dari H ke C  = 10   +5                                             dari W ke C =  8 +20
                                                                   
TABEL 6
Dari/Ke
Gudang A
Gudang B
Gudang C
Kapasitas Pabrik
Pabrik W
20
5
60
8
30
90
Pabrik H
15
50
20
10
10
60
Pabrik O
25
10
50
19
50
Kebutuhan Gudang
50
110
40
200
Biaya Pengangkutan untuk perbaikan ketiga sebesar =
60 (5) + 30 (8) + 50 (15) + 10 (10) + 50 (10) = 1890 (biaya pengangkutan terendah)

Sehingga alokasi produksi dengan biaya terendah adalah:
90 unit produksi dari pabrik W dialokasikan ke gudang B sebanyak 60 unit dan ke gudang C sebanyak 30 unit.
60 unit produksi dari pabrik H dialokasikan ke gudang A sebanyak 50 unit dan ke gudang C sebanyak 10 unit.
50 unit produksi dari pabrik O dialokasikan ke gudang B sebanyak 50 unit.

                                              


BAB III
PEMBAHASAN MATERI

Dari berbagai contoh yang telah di pelajari sebelumnya  selalu ditunjuk kan bahwa jumlah suplai sama dengan jumlah permintaan (demand). Persoalan transportasi yang demikian disebut persoalan seimbang (balanced problem) . di dalam prakteknya,persoalan yang seimbang tersebut jarang terjadi,sebab sering kali jumlah suplai melebihi permintaan atau jumlah permintaan melebihi suplai. Persoalan yang demikian,dimana jumlah suplai tidak  sama dengan jumlah permintaan dsebut persoalan tidak seimbang (unbalanced problem).
Untuk membahas persoalan tidak seimbang ini kita akan kembali membahas satu contoh soal berikut ini .
TABEL 1
                  L

P


L1


L2


L3


s


P1
4)

X11
8)

X12
8)

X13


56

P2

16)

X21
24)

X22
16)

X23


82

P3

8)

X31
16)

X32
24)

X33


77

D

72

102

41

215
Tanda ) menunjukkan biaya angkut persatuan barang.
Misalnya c11 = 4, c32 = 16, c33 = 24 dan lain sebagainya
 



2.        Metodemodi
 “Modified distribution method” , dikenal sebagai metode modi , sanga tmirip dengan metode steppingstone kecuali modi menyajikan cara yang lebih efisien untuk menghitung tanda peningkatan dari sel-sel yang kosong. perbedaan antara dua metode ini menyangkut langkah dalam penyelsaian masalah, dimana diperlukan suatu langkah yang disebut lintasan tertutup. untuk menghitung penunjuk peningkatan solusi khusus. maka dalam metode stepingstone perlu di gambarkan suatu lintasan tertutup untuk setiap sel kosong .
Dalam metode modi penunjuk peningkatan dapat dihitung tanpa menggambar lintasan tertutup dalam kenyataannya metode modi memerlukan hanya satu lintasan tertutup. Seperti dalam metode steppingstone kegunaan lintasan ini ialah untuk menentukan jumlah maksimum yang dapat di pindahkan kedalam sel kosong berikutnya .maka prosedur untuk menghitung opportunity cost dari sel kosong dalam modi tidak tergantung pada lintasan loop tersebut .

Dalam metode modi penunjuk peningkatan dapat dihitung tanpa menggambar lintasan tertutup dalam kenyataan nya metode modi memerlukan hanya satu lintasan tertutup. Seperti dalam metode steppingstone kegunaan lintasan ini ialah untuk menentukan jumlah maksimum yang dapat di pindahkan ke dalam sel kosong berikutnya . maka prosedur untuk menghitung opportunity cost dari sel kosong dalam modi tidak tergantung pada lintasan loop tersebut .
Untuk lebih jelasnya kita akan membahas contoh soal berikut : suatu perusahan mempunyai tiga pabrik w,h,o. dengan kapasitas produksi masing masing tiap bulan 90 ton,60 ton,dan 50 ton. Dan mempunyai tiga penjualan di A,B,C. dengan kebutuhan masing masing tiap bulan 50 ton ,110 ton dan 40 ton. Biaya pengangkutan ssetiap ton produk dari pabrik W,H,O ke gudang A,B,C adalah sebagai berikut

Dari
Biaya tiap ton ( dalam ribuan RP.)
ke gudang A
Kegudang b
Kegudang c
Pabrik w
Pabrik h
Pabrik o
20
15
25
5
20
10
8
10
19

Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik pabrik tersebut ke gudang-gudang penjualan dengan biaya pengangkutan terendah
Solusi :
1.      Isilah tabel pertama dari sudut kiri ke atas
Dari
Biaya tiap ton ke gudang (000 RP)
Kapasitas pabrik
Gudang a
Gudang b
Gudang c
Pabrik w
20
50
5
40
8
90
Pabrik h
25
20
60
10
60
Pabrik o
25
10
10
19
40
50
Kebutuhan gudang
50
110
40
200

Biaya pengangkutan untuk alokasi tahap pertama sebesar  = 50 (20) + 40(5) + 60 (20)+ 10 (10) + 40 (19) = 3260.
3.      Menentukan nilai baris dan kolom
-          Baris pertama selalu diberi nilai nol nilai baris w=rw=0
-          Nilai baris yang lain dan nilai semua kolom ditentukan persamaan .
Ri + Kj = Cij                         
Rw + Ka = Cwa                    0 + Ka = 20                   Ka = 20 = nilai kolom A
Rw + Kb = Cwb                    0 + Kb = 5                     Ka = 5 = nilai kolom B
Rh + Kb = Chb                      Rh + 5 = 20                   Rh =15 = nilai baris H
Ro + Kb = Cob                      Ro + 5 = 10                   Ro = 5 = nilai baris O
Ro + Kc = Coc                      5 + Kc = 19                   Kc = 14 = nilai kolom C

4.      Menghitung indeks perbaikan dan memilih titik tolak perbaikan
Indeks perbaikan adalah nilai dati kotak yang kosong
Kotak                                            indeks perbaikan =Cij-Ri-Kj
WC                                               8 – 10 – 14  =  -6
HA                                               15 – 15 – 20  = - 20                    titik tolak perubahan
HC                                               10 – 15 – 14  = -19
OA                                                25 – 5 – 20 = 0
Memilih titik tolak perubahan:
-          kotak yang memiliki indeks perbaikan negative berarti bila diberi alokasi akan mengurangi jumlah biaya pengangkutan.Bila nilai nya positif berarti pengisian akan menyebabkan kenaikan biaya pengangkutan
-          kotak yang merupakan titik tolak perubahan adalah kotak yang indeksnya bertanda negative dan angkanya besar.Dalam contoh ternyata yang memenuhi syarat adalah kotak HA dengan nilai -2.

Dari
Biaya ton ke gudang (000 Rp.)
Kapasitas Pabrik
Gudang A
Gudang B
Gudang C
Pabrik W

 20

 5
90

 8

90
Pabrik H
15
 
50

 20
10

 10

60
Pabrik O

 25

 10
10

 19
40

50
Kebutahan gudang

50

110

40

200

Biaya pengangkutan untuk alokasi tahap kedua sebesar = 90 (5)+50(15)+10(10)+40(19)= 2260
5.      ulangi langkah-langkah tersebut diatas,mulai langkah 2.2 sampai diperolaehnya biaya terendah,yaitu bila sudah tidak ada lagi indeks yang negative.
RW =  0
RW + KO – CWO                                        0 + KN = 5                                        KB = 5 = nilai kolom B
RH + KB = CHB                                           RH + 5 = 20                                       RH = 15 = nilai baris H
RH + KA = CHA                                         15 + KA = 15                                    KA = 0 = nilai kolom A
RO + KB = COB                                         RO + 5 = 10                                       KB = 5 = nilao baris O
RO + KC = COC                                         5 + KC = 19                                      KC =14= nilai kolom C
Indeks perbaikan adalah nilai dari kotak yang kosong.
Kotak                                             Indeks Perbaikan = CII – RI - KI
WA                                                20 – 0 – 0 = 20
WC                                                8 – 0 – 14 = -6
HC                                                 10 – 15 – 4 = -19                     titik tolak perubahan
OA                                                 25 – 5 – 0 = 20


Alokasi Baru
Dari
Biaya tiap ton ke gudang (000 Rp.)
Kapasitas Pabrik
Gudang A
Gudang B
Gudang C
Pabrik W
20
 
5
 
90
8
 

90
Pabrik H
15
 
50
20
 
10
 
10

60
Pabrik O
25
 
10
 
20
19
 
30

50
Kebutuhan gudang

50

110

40

200
Biaya pengangkutan untuk alokasi tahap ketiga sebesar  = 90 (5) + 50 (15) + 10 (10) + 20 (10) + 30 (19) = 2070
RW = O
RW + KB = CWB                                0 + KB = 5                                     KB = 5 = nilai kolom B
RO + KB = COB                                 RO + 5 = 10                                   RO = 5 = nilai baris H
RO + KC = COC                                 5 + KC = 19                                   KC = 14 = nilai kolom C
RH + KC = CHC                                 RH + 14 =10                                  RH =-4 =  nilai baris H
RH + KA = CHA                                 -4 + KA = 15                                  KA =19 = nilai kolom A
Indeks perbaikan adalah nilai dari kotak yang kosong.
Kotak                                      indeks perbaikan = CII – RI - KI
WA                                          20 – 0 – 19 = 1
WC                                           8 – 0 – 14 = -6                         titik tolak perubahan
HB                                           20 – (-4) – 5 = 19
OA                                           25 – 5 – 19 = 1


Alokasi Baru
Dari
Harga tiap ton ke gudang (000.Rp)
Kapasitas pabrik
Gudang A
Gudang B
Gudang C
Pabrik W

 20

 5
60

 8
30

90
Pabrik H

 15
50

 20

 10
10

60
Pabrik O

 25

 19
50

 19

50
Kebutuhan gudang

50

110

40

200

Biaya pengangkutan untuk alokasi tahap keempat sebesar = 60 (5) + 30 (8) + 50 (15) + 10 (10) + 50 (10) = 1890
RW -0
RW + KB = CWB                              0 + KB = 5                         KB = 5 = nilai kolom B
RW + KC = CWC                              0 + KC = 8                         KC = 8 = nilai kolom C
RH + KC = CHC                               RH + 8 = 10                        RH = 2 = nilai baris H
RH + KA = CHA                               2 + KA = 15                       KA = 13 = nilai kolom A
RO + KB = COB                               RO + 5 =10                         RO = 5 = nilai baris O
Indeks perbaikan adalah nilai dari kotak yang kosong.
Kotak                               Indeks Perbaikan = CII –RI – KI
WA                                  20 – 0  - 13  = 7
HB                                   20 -2 – 5 = 13
OA                                   25 – 5 – 13 = 7
OC                                   19 – 5 – 8 = 6
Alokasi tahap keempat merupakan alokasi optimal karena indeks perbaikan pada kotak kosong sudah tidak ada yang bernilai negative.
          
                                                                                  BAB IV
KESIMPULAN

            Pada bab ini disajikan beberapa kesimpulan yang merupakan hasil dari penulisan dan pembahasan terhadap metode modi dan persoalan degenerasi yang telah dibahas tersebut.
  1. Metode modi merupakan metode yang hampir sama dengan metode steppingstone tetapi metode modi lebih efisien dalam menghitung tanda dari peningkatan sel yang kosong .
  2. Adanya perbedaan antara metode modi dan steppingstone



DAFTAR PUSTAKA
N.paulloomba.linear programing.mc .graww hill
Rinidian. 20007.programlinear.pekanbaru.cendekiainsani.
Soemartojo.n.1999.program linear.jakarta.universitasterbuka.
Siringo,hotniar.2005.seritenik program linear.yogyakarta.grahailmu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar